“Kondangan” Honda New Mega Pro

Undangan yang disampaikan via email, Sabtu, 21 Agustus 2010 tentu saja tidak akan dilewatkan begitu saja. Tanpa memakai batik, berpakaian ala kadarnya ala biker/rider dan bermodalkan “nebeng” mobil bro Taufik “TMCBlog.com” Hidayat, saya dan satu lagi “tebenger”, Girindo “prado2.com” Pradoto, kami menuju Restoran Sari Kuring, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53,Lot 21 (Kawasan SCBD), Jakarta Selatan, lokasi untuk menjajal Honda New Mega Pro dilaksanakan. 

Yang pasti mesin lebih responsif dibanding Mega Pro sebelumnya, walaupun dengan kapasitas mesin yang lebih kecil. Hal tersebut disebabkan penggunaan mesin XRP Engine (X-tra Responsive Performance Engine) 150cc, throttle position sensor dan CDI dengan 12 Ignition mapping yang baru, berfungsi untuk meningkatkan ketepatan respon mesin terhadap putaran throttle dan membuat pembakaran lebih sempurna.

Kesempatan jajal adalah 3 laps, masing-masing 4 bloggers, rute warna oranye adalah 2 laps pertama dan rute berwarna kuning adalah lap terakhir

Rute yang ditempuh untuk menjajal New Mega Pro adalah start dan finish dari resto Sari Kuring sebagaimana gambar di samping kanan.

Riding Impresion

Mesin minim getaran dan didukung dengan suara knalpot yang halus sedikit “ngebas”. Riding style serasa Mega Pro sebelumnya, dan memang itu tetap dipertahankan, ergonomi rider kurang lebih sama dengan Mega Pro sebelumnya.

Jujur saja saya tidak dapat riding impresion secara full, karena memang ini pertama kalinya saya memakai motor “batangan” lagi sejak Mei 2009    karena masih bermasalah di tulang belakang.  😦 Itu sebabnya tingkat kehati-hatian saya cukup tinggi. 

Tarikannya cukup responsif, [IMHO] walaupun masih di bawah Vixion, tapi di atas sedikit dari Byson (kata teman blogger lain, karena saya belum sempat jajal Byson bro  😛 ).  Manuver di tikungan bisa sedikit “rebahan” dan handling-nya ringan. Maksimal speed di jalan raya walaupun sepi yang saya raih hanya 105 kpj, itupun rasanya masih bisa lebih kalau treknya lebih panjang dan “nyali” mendukung. 

Pengereman sudah pasti pakem dengan cakram di ban depan dan belakang, tentunya didukung oleh suspensi teleskopik di depan, dan monoshock di belakang yang bisa diatur keras atau lembut.

Demikian sharing ala kadarnya, silahkan peropini.  😀

.

Salam,

O2r, 2010

.